EkonomiX-File

Strategi Berkompetisi di Era Kecerdasan Buatan

JAKARTA, KLIK7TV.CO.ID – Masa AI sudah bergulir dan tidak bisa ditunda. Perusahaan harus berobah cara berbisnis di Era Kecerdasan Buatan. Era kecerdasan buatan diyakini bisa meningkatkan produktivitas dan effisiensi. Iansiti dan Lakhani(2020) menyatakan kehadiran AI/digitalisasi akan membentuk ulang kompetisi ( reshaping competition) dibanding cara lama atau tradidional atau perusahaan analog yang sdh berlangsung selama ini.
Tidak dapat disangkal lagi bahwa AI (Artificial Intelligence) telah mengubah wajah industri dan persaingan bisnis saat ini atau transforming competition (Iansiti dan Lakhani,2020). Dalam masa yang tidak bisa ditunda ini, perusahaan-perusahaan harus beradaptasi dan mencari strategi baru untuk tetap relevan di tengah lautan teknologi canggih. Tidak hanya itu saja, AI juga membuka pintu bagi inovasi baru yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. Melalui kombinasi antara algoritma cerdas dan kemampuan belajar mesin (machine learning), sistem AI dapat menciptakan solusi kreatif untuk tantangan bisnis tertentu. Hal ini memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk menemukan cara-cara baru dalam menjalankan operasional mereka atau bahkan menciptakan produk-produk revolusioner.
Perbedaan cara baru(AI/Digitalisasi) dan cara tradisional/analog.


Proses-proses bisnis yang manual atau cara tradisional/analog, memakan waktu mengolah data untuk membuat keputusan. Kini dapat dilakukan dengan cepat oleh mesin cerdas. Misalnya, pengolahan data besar atau analisis prediktif dapat diselesaikan dalam hitungan detik, menyela -matkan banyak waktu bagi perusahaan. Kecerdasan buatan mampu untuk meniru kecerdasan manusia dalam menganalisis data, mempelajari pola, dan membuat keputusan secara otonom. Hal ini membuka pintu bagi produktivitas yang lebih tinggi, efisiensi operasional yang optimal, serta inovasi yang luar biasa. Dalam masa AI, teknologi semakin canggih dan mampu melakukan tugas-tugas yang sebelumnya hanya bisa dilakukan oleh manusia.

Selain itu, kecerdasan buatan juga mampu mengidentifikasi pola-pola kompleks dari data yang sangat besar, sehingga memberikan wawasan baru dan mendalam kepada perusahaan tentang perilaku pelanggan, tren pasar, atau bahkan risiko bisnis potensial. Dengan informasi ini, perusahaan dapat membuat keputusan strategis yang lebih baik dan lebih akurat.

Pengenalan tentang Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI)
AI merujuk pada kemampuan komputer untuk meniru dan melaksanakan tugas-tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia, seperti pengambilan keputusan, pemrosesan bahasa alami, pengenalan wajah, dan banyak lagi. Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, AI telah menjadi bagian integral dari banyak industri saat ini. Salah satu contoh penerapan AI dalam bisnis adalah chatbot di situs web perusahaan. Chatbot menggunakan teknologi AI untuk menyediakan layanan pelanggan secara otomatis tanpa campur tangan manusia. Hal ini tidak hanya menghemat waktu dan sumber daya perusahaan tetapi juga memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik.

Contoh lainnya, aplikasi machine learning dalam analisis data juga menjadi tren di banyak sektor industri. Dengan menggunakan algoritma cerdas, sistem AI mampu mengidentifikasi pola-pola tersembunyi dalam data besar sehingga dapat membantu perusahaan membuat keputusan yang lebih tepat.
Bagaimana AI Mempengaruhi Industri dan Persaingan Bisnis saat Ini.

Prof Michail Porter (1985) dari Harvad University mengajarkan pada kita untuk memenangkan persaingan atau kompetisi dapat dilakukan melalui implementasi Generic Strategy yaitu Strategi harga murah ( Low cost strategy) dan Strategi keunikan produk( Diffrentiation strategy). AI atau kecerdasan buatan telah membawa dampak yang signifikan dalam dunia industri dan persaingan bisnis saat ini. Dengan kemampuannya untuk memproses data dengan cepat, mengenali pola, dan belajar secara mandiri, AI mampu meningkatkan efisiensi operasional perusahaan.

Salah satu contoh penggunaan AI dalam industri adalah di sektor manufaktur. Dengan adanya AI, proses produksi dapat dioptimalkan melalui analisis data yang akurat dan prediksi permintaan pelanggan. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mengurangi biaya produksi ( low cost strategy ) serta meningkatkan kualitas produk (diffrentiation strategy), sesuai strategi generik (Generic Strategy) oleh Michail Porter( 1985) yang sangat terkenal itu.

Selain itu, AI juga memiliki potensi besar untuk mengubah cara bisnis berkomunikasi dengan pelanggannya. Melalui chatbot yang ditenagai oleh AI, perusahaan dapat memberikan layanan pelanggan 24/7 tanpa harus menyediakan tenaga manusia tambahan. Chatbot ini juga dapat memberikan respons instan terhadap pertanyaan atau keluhan pelanggan sehingga meningkatkan tingkat kepuasan konsumen. Untuk tetap bersaing di era kecerdasan buatan ini, penting bagi setiap perusahaan untuk memiliki strategi yang berfokus pada penggunaan AI secara efektif.
Tantangan Menghadapi Persaingan dengan AI
Tantangan menghadapi persaingan dengan AI sangatlah kompleks dan membutuhkan pemikiran yang matang. Salah satu tantangan utamanya adalah adanya perubahan paradigma / mindset bisnis yang tiba-tiba. Kehadiran AI/ digitalisasi bukan masalah teknologi, tetapi persoalan mindset atau paradigma (Indra Utoyo,2020). Perusahaan harus mampu beradaptasi dengan cepat agar tidak tertinggal oleh pesaing. Selain itu, penggunaan AI juga memerlukan investasi yang besar, baik dalam hal teknologi maupun sumber daya manusia. Selain itu, penting untuk menyadari tantangan-tantangan yang mungkin timbul saat berkompetisi dengan menggunakan AI. Salah satunya adalah kemampuan pesaing lain untuk mengadopsi teknologi serupa atau bahkan lebih canggih dari apa yang Anda miliki. Oleh karena itu, fleksibilitas dan adaptabilitas menjadi kunci untuk tetap relevan dalam lingkungan bisnis masa depan.

Kesimpulan
Teori Iansiniti dan Lakhani (2020) dan Michail Porter (1985) menjadi panduan bagi perusahaan dalam membangun strategi berkompetisi di era AI. Melalui studi ini, kita belajar tentang pentingnya memahami karakteristik kunci dari cara berbisnis di era AI, seperti efek jaringan (network effect) untuk melihat trend yg ada pada pelanggan dan memastikan pangsa pasar yang besar sehingga biaya investasi perunit produk menjadi mimimal. Selain itu, masa transisi menuju era AI juga menuntut perubahan mindset organisasi. Perusahaan harus siap untuk melakukan transformasi digital secara menyeluruh agar bisa merespon perkembangan teknologi dengan cepat.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan buatan telah mengubah lanskap industri dan persaingan bisnis secara signifikan. Perusahaan yang ingin tetap relevan dan bersaing di era AI harus memiliki strategi yang tepat untuk menghadapi tantangan tersebut.

Salah satu strategi yang dapat digunakan dalam berkompetisi dengan AI adalah memperkuat kemampuan inovasi dan adaptasi perusahaan. Dengan terus mengembangkan teknologi AI internal, serta melihat peluang-peluang baru yang ditawarkan oleh kecerdasan buatan, perusahaan akan mampu meningkatkan efisiensi operasional, memberikan pengalaman pelanggan yang lebih personalisasi, dan menciptakan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan.

Secara keseluruhan, masa kecerdasan buatan menawarkan potensi besar bagi perusahaan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi mereka. Namun tantangan-tantangan juga ada di depan mata. Dengan memiliki strategi berkompetisi yang kuat dan adaptif serta kemauan untuk terus berinovasi, perusahaan akan mampu menghadapi.

Oleh Manerep Pasaribu

.

Related Posts