Jakarta, KLIK7TV.CO.ID – Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) mengonfirmasi enam Anak Buah Kapal (ABK) asal Indonesia yang menjadi korban tenggelam kapal Keoyoung Sun, di perairan Jepang sehingga BP2MI terus berkoordinasi dengan kementerian/lembaga terkait hak-hak mereka.
“Melalui koordinasi bersama Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar negeri, kami berupaya menghubungi keluarga para korban di Indonesia untuk menginformasikan musibah tersebut dan juga terus berkoordinasi dengan kementerian/lembaga terkait untuk memastikan hak-hak para WNI terlindungi,” kata Kepala BP2MI Benny Rhamdani dalam konferensi pers, di Kantor BP2MI, Jakarta, Kamis (21/3/2024)
Kapal Keoyoung Sun lanjutnya, tenggelam di Shimonoseki, Jepang, saat membawa 11 (sebelas) awak kapal yang terdiri atas delapan warga negara Indonesia, dua warga Korea Selatan dan satu warga China.
Benny menyatakan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang terkonfirmasi meninggal dunia, adalah Ade Ageng Suparman, Muhammad Munir Agung Suhartono, Rosim, Suwatno, Yudi Yudiyana Abdullah dan Riko Maryanto.
Satu orang ABK bernama Asep Saepudin Juhri masih dalam pencarian saat berita ini diturunkan. Sementara ABK dengan nama Ryan Yudatama Lizar ditemukan selamat dan sedang dirawat di Fukuoka.
“Japan Coast Guard menerima permintaan bantuan sekitar pukul 07.00 pagi waktu setempat. Japan Coast Guard pun berhasil menyelamatkan sembilan orang, dengan delapan di antaranya meninggal dunia di rumah sakit,” ungkap Benny.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri RI mengatakan pemerintah Indonesia terus berkoordinasi dengan Japan Coast Guard terkait tenggelamnya kapal berbendera Korea Selatan dengan sejumlah awak ABK Indonesia di perairan Shimonoseki di Jepang pada Rabu (20/3).
Koordinasi dijalankan oleh Konsulat Jenderal RI di Osaka untuk memperoleh informasi lebih lanjut menyangkut kejadian itu.
BP2MI menambahkan, pencarian masih dilakukan terhadap satu pekerja migran Indonesia (PMI) yang hilang setelah kapalnya terbalik di laut Pohang, Korea Selatan.
“Saudara Muhamad Ihwan sedang dilakukan pencarian oleh pihak Pohang coast guard,” kata Benny
Ia menjelaskan, kapal penangkap ikan Donghyeonho yang membawa enam awak kapal dihantam gelombang dan terbalik di perairan Pohang, Korsel pada 17 Maret lalu. Lima nelayan dinyatakan selamat, termasuk satu orang ABK asal Indonesia bernama Jundi Ikhwatul Kiram.
Akibat kejadian itu, tenaga kerja Indonesia bernama Muhamad Ihwan hilang di laut dan masih dalam proses pencarian sampai berita ini diturunkan.
Benny mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan instansi berwenang mengenai pencarian ABK tersebut dan pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Korea Selatan membutuhkan pengambilan contoh DNA dari pihak keluarga korban.
“BP2MI tengah berkoordinasi terus menerus sejak bahkan peristiwa dan informasi ini kami terima dengan instansi yang berwenang melakukan upaya secepatnya untuk memenuhi sampel DNA tersebut,” katanya.
Setelah korban ditemukan, kata Benny, dia memastikan pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk memulangkan korban yang berada di Korsel melalui skema penempatan PMI kerja sama antarpemerintah atau G to G.
Dalam kesempatan itu, Benny juga memastikan tengah berkoordinasi dengan pihak Kementerian Luar Negeri RI dan lembaga lain terkait insiden kapal tanker yang tenggelam di perairan Jepang. Menurutnya, enam orang WNI terkonfirmasi menjadi korban akibat kejadian itu. (ARMAN R)