JAKARTA, KLIK7TV.CO.ID – Dalam acara Pameran Pernikahan yang digelar oleh Grand Wedding Community Exhibitions (GWCE) di Lippo Mall Puri, Jakarta Barat, pada 8 Agustus hingga 11 Agustus 2024, tidak hanya dari peserta Wedding Organizer (WO), yaitu pihak yang menyediakan jasa untuk membantu calon pengantin dalam mempersiapkan pernikahan.
Ada juga Vendor yang menawarkan makanan/Kuliner kepada pengunjung di Lippo Mall Puri, seperti Roti Bobo.
Roti Bobo, adalah sebuah usaha keluarga yang telah berdiri sejak tahun 1980 kini kembali menggeliat di dunia kuliner Indonesia.
Budiman Tjia, anak dari pendiri Roti Bobo, yang berpartisipasi pada pameran Pernikahan GWCE ini, berbagi cerita tentang sejarah, tantangan, dan visi masa depan bisnis rotinya.
“Nama “Roti Bobo” terinspirasi dari majalah anak-anak legendaris, Bobo. “Orang tua kami terinspirasi dari majalah Bobo ini,” ungkap Budiman
Dengan nama tersebut, mereka ingin membawa keceriaan dan nostalgia masa kecil kepada para pelanggan.
Keunikan nama ini ternyata berhasil menarik perhatian masyarakat dan menjadikan Roti Bobo memiliki tempat tersendiri di hati para penikmat roti.
Budiman menjelaskan, Roti Bobo awalnya hanya memasok roti untuk rumah sakit dan sekolah di Medan. “Kami memulai dari usaha kecil-kecilan, dan menjadi supplier roti di kora Medan,” kenang Budiman.
Namun, krisis moneter tahun 1998 memaksa mereka menghentikan produksi. Kondisi ekonomi yang tidak menentu membuat usaha keluarga ini harus vakum selama beberapa tahun.
Setelah sempat vakum, Roti Bobo kembali bangkit pasca pandemi Covid-19 dengan semangat baru. “Kami melakukan rebranding pada tahun 2000-an dan mulai ekspansi ke Jakarta,” ungkap Budiman.
Rebranding tambahnya, dengan menyusun strategi baru untuk memperluas pasar. Permintaan yang tinggi dari luar kota mendorong mereka untuk memperluas jangkauan bisnis, sehingga roti khas Medan ini bisa dinikmati oleh masyarakat di berbagai daerah.
Roti Bobo terkenal dengan roti jadulnya yang tidak menggunakan bahan pengawet. “Kami mempertahankan rasa nostalgia dari roti jadul dan mengemasnya dengan modern,” jelas Budiman.
Varian yang paling populer adalah butter sugar yang menggugah kenangan masa lalu. Selain itu, tersedia juga varian mocca cerez, keju, srikaya, dan roti gandum untuk yang sedang diet.
“Kami ingin setiap gigitan roti Bobo membawa pelanggan kembali ke masa kecil mereka,” tuturnya
Roti Bobo menargetkan semua kalangan, dengan bahan premium dan rasa autentik yang tidak pernah berbohong.
“Kita menggunakan bahan-bahan yang premium dengan central kitchen di Pantai Indah Kapuk,” ujar Budiman.
Mereka tidak hanya fokus pada kualitas rasa, tetapi juga pada kesehatan konsumennya. Roti Bobo tidak menggunakan bahan pengawet, sehingga lebih aman untuk dikonsumsi.
Roti Bobo juga merencanakan untuk membuka toko offline bulan depan dan berharap bisa memiliki cabang di seluruh Jakarta.
“Kami melihat potensi besar dengan membuka toko offline. Ini akan memudahkan pelanggan untuk mendapatkan roti segar setiap hari,” kata Budiman.
Rencana ini merupakan bagian dari strategi ekspansi besar-besaran yang telah dipersiapkan dengan matang.
Budiman menekankan bahwa roti mereka hanya tahan tiga hari karena tidak menggunakan bahan pengawet. Meskipun memiliki masa simpan yang relatif singkat, Budiman percaya bahwa kualitas dan keaslian rasa roti Bobo adalah yang terpenting.
“Kami ingin pelanggan menikmati roti yang selalu fresh, bukan yang sudah berhari-hari disimpan,” jelasnya.
Dengan visi dan misi yang kuat, Roti Bobo siap untuk terus membawa kenangan manis masa lalu ke meja makan masyarakat Indonesia. Budiman dan timnya berkomitmen untuk terus berinovasi dan menjaga kualitas produk mereka. (ARMAN R)