Jangan Bersedih


MEDAN , KLIK7TV.CO.ID – Sebagai makhluk lemah dan serba kekurangan memang manusia selalu lupa bahkan menuntut yang serba lebih.

Sementara terhadap kekurangan atau cobaan terkadang lupa untuk tulus dan ikhlas menerimanya.

Sumpah serampah dianggap hak hidup padahal saat menerima keberuntungan mereka lupa untuk bersyukur dan menganggap bahwa semua kesuksesan itu hasil usahanya semata tanpa ada campur tangan sang Khalik.


Kenaikan pangkat, lulus ujian ataupun mendapatkan jabatan baru lalu berpesta pora undang sana-sini termasuk anak yatim/fakir miskin.

Padahal jabatan baru bukan untuk disambut dengan gembira melainkan dengan tangisan,bahwa jabatan tersebut akan semakin berat pertanggungjawabannya baik di dunia maupun akhirat!. Imam Al Ghazali diantaranya bertanya pada murid-muridnya : 1. Apakah yang paling tajam di dunia ? Banyak dari muridnya yang menjawab salah, padahal jawabannya adalah ”lidah” (kata-kata/tulisan); 2. Apakah yang teramat jauh dalam hidup kita ? Jawabnya adalah masa lalu; 3. Apakah yang paling berkuasa terhadap hidup kita ? Jawabannya adalah nafsu; 4. Apakah yang berat kita menanggungnya ? Jawabnya adalah amanah. Adakalanya saat nanti kita tidak sedang gembira.
Nafsu dan amanah sama dengan hak dan kewajiban hidup. Nafsu bila tidak diiringi dengan sikap amanah, laksana kuda binal yang akan berbuat semaunya namun ia lupa bahwa perilaku pasti akan dinilai oleh orang lain juga tuhan.

  1. Hati selalu bersyukur
    Hidup akan lebih mudah dan bermakna kalau pandai bersyukur atas semua takdir yang menguntungkan atau merugikan. Kadang-kadang kita lupa bahwa di dunia ini tidak ada yang abadi ,adakalanya kita rugi maupun untung, sehat-sakit, dan seterusnya ; kalau kita siap dan selalu bersyukur yang terjadi ketententram dalam hidup. Untuk membangun sikap syukur perlu sekali untuk membiasakan 3 langkah, yaitu :Selalu beristighfar. Menjauhi istighfar sama dengan jalan sombong ,egois dan kekufuran hidup; kendati tertawa tetapi sebenarnya hatinya menderita.
    Lupakan kesalahan-kesalahan di masa lalu. Masa lalu memang guru yang terbaik, tetapi jangan kita terperangkap trauma kegagalan.kita akan selalu alergi dan menjauhi hal-hal yang dinilai salah. kadang-kadang yang kita kerjakan dengan baik belum tentu hasilnya baik. Yang pasti kita berhadapan dengan beragam corak dan tabiat orang lain. Tetap Waspada salah satu yang merugikan bagi kita saat orang lain menafsirkan salah tentang tindakan kita. Orang baik pun kadang-kadang dapat dijerumuskan sebagai pihak yang salah. Apalagi menyangkut jabatan atau uang.
    Pakai filosopi dalam hidup : ” See (lihat) + think (pikir) + do’a (pray) + do (kerjakan) + dapat (get) ”. melalui proses berfikir setelah anda melihat. Maka jangan sekali-kali mengukur kesenangan kita dengan materi atau dengan kesenangan orang lain.
  2. Lahiriah Yang Bersabar
    Dalam hidup perlu Bersyukur dan Sabar. Banyak orang sibuk tak menentu berusaha tak kenal waktu, bahkan tugas dan jabatan ditutup rapat agar tidak diganggu orang lain, sebab dianggap musuh dan pesaing. Jabatan dianggap miliknya sendiri. Ia tidak sadar bahwa di dunia ini kita tidak tahu pasti tentang awalnya tapi takkan sadar bagaimana akhirnya.
    Jelasnya, kesabaran adalah kunci pas dalam menyikapi berbagai problem hidup yang senantiasa selalu berubah-ubah. Bagi kita yang tidak siap menerima atau menjemput perubahan akan dilindas perubahan. Semoga bermanfaat.

Penulis
Kepala Sekolah SMKN 9 Medan
Sofa Ananda, S. Pd, M.Pd

Pos serupa