JAKARTA, KLIK7TV.CO.ID – Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri membakar semangat para kaum intelektual, aktifis perdamaian internasional, yang hadir dalam peringatan 70th Konferensi Asia Afrika (KAA) di Blitar, Jawa Timur, awal November lalu, seraya mengingatkan pesan sang Proklamator sekaligus ayahnya soal membangun dunia baru (To Build The World Anew).
“Peringatan 70 tahun Konferensi Asia–Afrika di Blitar ini bukanlah sekadar nostalgia sejarah, melainkan panggilan zaman untuk menyalakan kembali obor Bandung dalam wajah baru, yakni pentingnya solidaritas global; suatu persaudaraan baru antara Asia, Afrika, dan Amerika Latin yang bersatu untuk menegakkan keadilan teknologi, ekonomi, dan kemanusiaan,” ujar Megawati dihadapi lebih dari 30 negara peserta yang hadir.
Sejumlah kaum intelektual dari berbagai negara (termasuk Indonesia sebagai tuan rumah), membuat peringatan Konferensi 70th KAA di Jatinangor-Bandung (Jawa Barat), Surabaya-Blitar (Jawa Timur) dan Yogyakarta mulai 28 Oktober hingga 5 November. Mereka tak sekedar bernostalgia menceritakan kejayaan masa lalu, tapi berpikir serius untuk turut menata dunia yang lebih berkeadilan.
Landasan aksi para kaum intelektual internasional ini adalah nilai perjuangan KAA pada 1955 lalu, yang menurutnya masih tetap relevan dalam melawan kekuatan kolonialisme. Saat penutupan acara konferensi di Yogyakarta, ada pernyataan penting yang dibuat untuk masyarakat internasional segera bertindak.
Intinya, peringatan 70 Tahun KK menekankan perlunya dunia dengan tata global baru yang lebih manusiawi dan berkeadilan, sejalan dengan nilai-nilai yang diwariskan Konferensi Bandung 1955: Perdamaian, Kemerdekaan, Kesetaraan, Solidaritas, dan Emansipasi.
Poin lainnya, akan memperkuat jaringan kerja sama Afrika–Asia, pengembangan AFRASI menuju University of New Emerging Forces (UNEFO), pembentukan Bandung Spirit Watch untuk memantau praktik bisnis Asia–Afrika agar tidak mereproduksi kolonialisme, sinergi kekuatan NonBlok, BRICS+, dan SCO sebagai blok alternatif yang mempromosikan tatanan global yang lebih adil, penggunaan teknologi dan AI yang Setara, dan lain sebagainya. (ARMAN R)