MAJALENGKA, KLIK7TV.CO.ID – Pemerintah Desa (Pemdes) Putridalem, Kecamatan Jatihtujuh, Kabupaten Majalengka, Propinsi Jawa Barat (Jabar), konsisten dalam melakukan pembinaan kepada masyarakatnya yang 70 persen adalah masyarakat yang bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan eks PMI, terlebih ketika Desa Putridalem dipilih oleh Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) sebagai salah satu desa untuk program Desa Migran Produktif (Desmigratif).
Kepala Desa (Kades) Putridalem Endah Hendrawati ketika ditemui Klik7tv.co.id di desa Putridalem mengatakan, masyarakat desa yang ia pimpin mulai 2019 lalu yang dominan adalah keluarga PMI dan eks PMI bukan sebagai masalah tapi sebagai tantangan yang ia hadapi untuk dicarikan solusinya. Bahkan menurutnya, warga desa Putridalem merupakan asset Desa seperti antara lain warganya yang menguasai 6 (enam) bahasa asing.
“Tantangan yang dihadapi Pemerintah Desa salah satunya permasalahan keluarga yang ditinggalkan. Masalah keluarga PMI menjadi perhatian pemerintah desa,” ungkap Kades Putridalem, Endah Hendrawati, baru baru ini.
Langkah Pemdes Putridalem selanjutnya dengan membuat program program untuk memberdayakan masyarakat baik PMI dan keluarga serta eks PMI.
“Salah satunya kami bergerak di bidang pertanian, kebetulan di beberapa dusun ini ada komoditi Holtikultura salah satunya buah mangga, di Dusun Bojong Roreng yang mengembangkan buah Holtikultura ini supaya bisa menjadi produk olahan yang berbahan dasar dari Buah Mangga” ungkap Endah Hendrawati.
Masyarakat yang terlibat dalam pemberdayaan buah Mangga ini tambahnya, adalah masyarakat yang tergabung dalam kelompok Wanita Tani, salah satunya anggota keluarga yang ditinggalkan PMI yaitu keluarga PMI yang tinggal di desa dan juga diberdayakan eks PMI yang sudah pulang bekerja dari luar negeri dan tidak kembali bekerja lagi ke luar negeri.
Setelah diadakan pemberdayaan akhirnya bisa menghasilkan suatu produk dan berkembang. Pemdes berusaha membantu langkah langkah selanjutnya, dengan menyediakan lokasi dan lainnya terkait peralatan dan perlengkapan usaha. Dan pengelola usaha tersebut adalah eks PMI dan anggotanya masyarakat tani dari keluarga PMI
Kades Putridalem Endah Hendrawati mengaku senang ketika desanya dipilih untuk program Desa Migran Produktif (Desmigratif) dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), karena program Desmigratif sejalan dengan program desanya yang membina warganya yang sebagian besar adalah PMI dan eks PMI.
“Ketika program Desmigratif turun dan salah satu desa Putridalem menjadi salah satu desa mendapatkan program tersebut, Alhamdulillah berarti Gayung bersambut, yang selama ini Program Program nya dari desa, lalu ada support dukungan dari Kementerian terkait kegiatan kegiatan selama ini sehingga ada pendampingan khusus, ada petugas Desmigratif lalu ada fasilitas fasilitas sehingga pelayanan tidak hanya pembinaan tapi terkait prosedur penempatan PMI ke luar negeri untuk meminimalisir pelanggaran calon PMI yang berangkat kerja ke luar negeri,” tutur Endah.
Ia mengungkapkan, langkah konkret program Desmigratif yang dilakukan Kemnaker terhadap desa Putridalem yang difasilitasi dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Majalengka, salah satunya dengan memberikan pelatihan produk. Kelompok dari PMI dilatih membuat produk sampai dengan proses packaging. Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Majalengka memfasilitasi program ini ke Desa yang mendapat program Desmigratif untuk mensupport “one village one produk”, artinya satu desa harus punya produk unggulan.
Endah menjelaskan, produk keunggulan dari Desa Putridalem adalah produk olahan mangga yang menghasilkan 10 jenis produk. Selain Mangga, produk yang dihasilkan dari Desa tersebut adalah kerajinan bambu salah satunya alat musik bambu dan keranjang bambu sebagai wadah produk olahan Mangga yang dikembangkan oleh komunitas bernama Bambu Merdeka.
Ia mengaku, pemasaran oleh pelaku usaha di Desa Putridalem masih ada kendala. Salah satu langkah yang dibantu dari Pemdes Putridalem yaitu mendorong dari salah satu pelaku usaha untuk menjadi desa binaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu Asboro (Nama usaha Pengelola olahan Mangga) di Dusun Bojong Roreng menjadi binaan dari Bank Indonesia (BI), sehingga setiap hari Asboro dibantu edukasi bagaimana cara marketing secara digital, sudah ada 23 outlet yang sudah diisi oleh Asboro untuk produk olahan Mangga.
Endah menambahkan, Pemda Kabupaten Majalengka juga membantu untuk bisa membawa produk tersebut dan disimpan di gerai gerai di Pemda salah satu nya di Gerai BIJB (Bandara Kertajati) yang pemasarannya lumayan walaupun bandara masih sepi tapi pemasarannya cukup lumayan.
“Produk olahan Mangga ini juga masuk ke gerai gerai lain di Cirebon, Indramayu, dan masuk ke Toko oleh oleh mall UMKM,” ungkapnya.
Endah berharap, program Desmigratif tetap dilanjutkan karena dari program ini ada pemberdayaan dan penanganan parenting permasalahan di di desa terkait PMI dan keluarga PMI yang betul betul bermanfaat.
“Dari program Desmigratif ini ada petugas khusus, yang mereka mencatat, melaporkan dan pembinaannya lebih terorganisir serta efektif dan tepat sasaran. Kami butuh petugas petugas seperti itu, kami butuh pelatihan untuk petugas kami dari Kemnaker,” ucap Endah. (ARMAN R)