YOGYAKARTA, KLIK7TV.CO.ID – Â Kepala Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala (Kamuspusdirla) Kolonel Sus Yuto Nugroho mengatakan, saat ini masyarakat seakan tercabut dari peradaban yang santun, menghujat di media sosial seakan menjadi hal yang biasa. Apabila kondisi ini dibiarkan berIarut-larut, persatuan Indonesia akan menjadi rapuh.
Hal tersebut disampaikan Kamuspusdirla dalam Ceramah Kebangsaan kepada seluruh anggota Muspusdirla, yang digelar di Mini Teater Muspusdirla, Rabu (19/20). Ceramah dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional ini juga diikuti Edukator dan Duta Museum.
Dalam ceramah yang mengangkat tema Memaknai Hari Kebangkitan Nasional ini, Kamuspusdirla menegaskan, suatu bangsa yang abai persatuan akan mudah dipecah belah, karena politik pecah belah atau adu domba merupakan cara jitu untuk menghancurkan suatu negara. “Suatu negara yang terpecah belah, tidak mungkin akan melaksanakan pembangunan, apalagi mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur,†ungkap Kamuspusdirla.
Lebih lanjut Kamuspusdirla mengingatkan, politik adu domba telah digunakan Belanda sebagai alat untuk menguasai wilayah Nusantara selama 350 tahun. Namun berkat semangat persatuan yang digelorakan para pemuda di awal abad ke-20, yang ditandai dengan lahirnya organisasi Budi Utomo, rasa kebangsaan lahir dan menjadi modal untuk mencapai Indonesia merdeka, sebagai bangsa yang bermartabat.
“Sejak merdeka, Bangsa Indonesia akan terus menjadi bangsa yang bermartabat, jika seluruh warganya selalu menjaga persatuan, saling menghargai dan tolong menolong,†ujar Kamuspusdirla.
Terkait dengan penggunaan media sosial, Kamuspusdirla meminta seluruh anggota Muspusdirla agar bijak menggunakannya. “Sadari betul, bahwa postingan akan meninggalkan jejak digital yang bisa dibaca semua orang. Untuk itu pilih konten yang postif, yang tidak bermuatan SARA sehingga tidak mengganggu kebhinekaan†pungkas Kamuspusdirla.@Red