JAKARTA,KLIK7TV.CO.ID – (Puspen TNI) Video viral yang dimuat MI (Menara Istana) di https://www.youtube.com/watch?v=zKB-q2aiqSU, berdurasi delapan menit dan tiga detik. Video berjudul “di pimpin langsung panglima yudo Margono !! ribuan TNI resmi deklarasikan Anies presiden 2024†dipastikan merupakan informasi bohong atau hoaks.
Informasi dalam video tersebut direkayasa sehingga seolah-olah Panglima TNI beserta prajurit hadir bersama Anies Baswedan dalam kegiatan olahraganya. Padahal, peristiwa tersebut terjadi dalam waktu dan tempat yang berbeda. Kegiatan olahraga Anies Baswedan berlangsung di Kopassus pada 9 November 2019 saat beliau menjabat Gubernur DKI. Sementara video Laksamana Yudo Margono, merupakan kegiatan apel gelar pasukan kesiapsiagaan TNI Angkatan Laut di JICT Tanjung Priok tanggal 23 November 2020. Seragam Panglima TNI seharusnya menggunakan loreng baret hitam dan emblem Mabes TNI segi lima. Sementara dalam video tersebut, tampak Laksamana Yudo dengan seragam loreng baret biru dan emblem logo TNI AL. Bisa dipastikan, video tersebut saat beliau masih menjabat Kasal.
Terdapat pula narasi yang seakan-akan disampaikan seorang prajurit TNI AD berpangkat Kolonel. Kolonel tersebut memakai masker sehingga tidak terlihat gerak mulutnya. Dipastikan, kalimat yang diucapkan bukan dari mulut Kolonel tersebut. Penyuntingan (editing) yang dilakukan oleh editor Menara Istana membuat Kolonel tersebut seolah-olah mengucapkan yang dinarasikan.
Puspen TNI menyayangkan beredarnya segala bentuk berita yang direkayasa dan bohong. Berikut pernyataan Puspen TNI terhadap video tersebut,
1. Puspen TNI menyatakan dengan pasti bahwa video “di pimpin langsung panglima yudo Margono !! ribuan TNI resmi deklarasikan Anies presiden 2024†adalah tidak benar atau hoaks.
2. Video tersebut menggabungkan tiga peristiwa di tempat dan waktu yang berbeda yaitu kegiatan Laksamana Yudo Margono beserta prajurit TNI AL dari korps marinir di JICT Tanjung Priok, video prajurit TNI AD, serta video kegiatan Anies Baswedan di Kopassus.
3. TNI meminta kepada pihak MI (Menara Istana) selaku pemilik produk video, segera menjelaskan kepada publik dan menyampaikan permohonan maaf kepada TNI dan publik. TNI juga meminta Menara Istana menghapus video tersebut.
4. TNI berharap, masyarakat lebih jeli dan hati-hati dalam mengonsumsi informasi yang beredar di semua jenis media, termasuk media sosial.
5. Semua prajurit TNI netral dalam Pemilu.