A. Pendahuluan
Sumber daya manusia (SDM) memiliki peran yang dominan dalam suatu lembaga atau
organisasi, khususnya dalam dunia pendidikan. Sumber daya manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan dalam pendidikan guna memberikan pelayanan pendidikan bagi masyarakat.
Menurut Notoadmodjo, masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan bagi organisasi untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya manusia mempunyai peran utama dalam setiap kegiatan organisasi. Walaupun didukung dengan sarana dan prasarana serta sumber dana yang berlebihan, tetapi tanpa dukungan sumber daya manusia yang handal,kegiatan organisasi tidak akan terselesaikan dengan baik. Hal ini mengisyaratkan bahwa sumber daya manusia memegang kunci pokok yang dapat menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan organisasi.
Pengembangan sumber daya manusia mengandung tugas untuk mendayagunakan sumber daya manusia yang dimiliki oleh suatu lembaga secara optimal, sehingga sumber daya manusia dapat bekerja secara maksimal untuk bersama-sama mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi organisasi.
Mengingat pentingnya pengembangan sumber daya manusia untuk menghasilkan
sumber daya manusia yang berkualitas, maka penulis tertarik untuk membahas mengenai“Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Pendidikan”.
B. Pengertian Pengembangan
Menurut Sikula dalam Mangkunegara, pengembangan adalah satu proses pendidikan jangka panjang yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisasi yang pegawai manajerialnya mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis untuk mencapai tujuan umum. Senada dengan pendapat tersebut, Sementara itu, Hasibuan mengemukakan pengembangan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoretis, konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatan melalui pendidikan dan latihan.
Perbedaan pendidikan dan latihan hanya terletak pada jangka waktu. Pendidikan berorientasi pada teori dan berlangsung lama, sedangkan latihan berorientasi pada praktek dengan waktu yang relatif singkat.
Beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pengembangan adalah suatu
proses peningkatan kemampuan konseptual, kemampuan pengambilan keputusan, dan
memperluas human relation baik melalui pendidikan maupun latihan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Marimba menjelaskan bahwa, pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Good dalam Ramayulis menyatakan bahwa, theeducation is the sistematized learning or instruction concerning principles and methods of teaching and of student control and guidance; largely replaced by the term education.
Pendidikan adalah seni, praktik atau profesi sebagai pengajar; ilmu yang sistematis atau
pengajaran yang berhubungan dengan prinsip atau metode-metode mengajar, pengawasan dan bimbingan murid dalam arti luas digantikan dengan istilah pendidikan. Berdasarkan UndangUndang Republik Indonesia Pasal 1 Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Menurut Rahman dalam Sutrisno, tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan manusia sedemikian rupa sehingga semua pengetahuan yang diperolehnya akan menjadi organ keseluruhan pribadi yang kreatif, yang memungkinkan manusia untuk memanfaatkan sumbersumber alam untuk kebaikan umat manusia dan menciptakan keadilan, kemajuan, dan keteraturan dunia.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa, pendidikan adalah suatu bentuk kegiatan membimbing dan mengembangkan potensi peserta didik ke arah yang lebih baik dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Pengembangan dan pendidikan merupakan dua konsep berbeda yang memiliki keterkaitan satu sama lain.
Pengembangandapat dilakukan melalui pendidikan, sehingga pendidikan menjadi sarana pengembangan.Sedangkan pendidikan memerlukan sumber daya manusia yang berkompeten sebagai aset proses pengembangan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, sumber daya manusia merupakan bagian penting dalam pengembangan dan pendidikan.
Nawawi menjelaskan beberapa pengertian sumber daya manusia, yaitu:
1) sumber daya manusia adalah manusia yang bekerja di lingkungan suatu organisasi (personil,
tenaga kerja, pegawai, karyawan);
2) sumber daya manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam
mewujudkan eksistensinya; dan
3) sumber daya manusia adalah potensi dan aset yang berfungsi sebagai modal (non material atau non finansial) di dalam organisasi yang diwujudkan menjadi potensi nyata secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia merupakan faktor penentu keberlangsungan sebuah lembaga atau organisasi dan mengukur keberhasilan pencapaian tujuan lembaga atau organisasi tersebut. Pengembangan sumber daya manusia adalah suatu upaya untuk mengembangkan kualitas atau kemampuan sumber daya manusia melalui proses perencanaan pendidikan, pelatihan, dan pengelolaan tenaga atau pegawai untuk mencapai suatu hasil yang optimal.
Menurut Sastradipoera, pengembangan sumber daya manusia mencakup baik pendidikan yang meningkatkan pengetahuan umum dan pemahaman lingkungan keseluruhan maupun pelatihan yang menambah keterampilan dalam melaksanakan tugas yang spesifik. Pendidikan sumber daya manusia merupakan proses pengembangan jangka panjang yang mencakup pengajaran dan praktek sistematik yang menekankan pada konsep-konsep teoritis dan abstrak.
Sedangkan pelatihan adalah salah satu jenis proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori.
C. Manfaat dan Tujuan Pengembangan
Menurut Gouzali dalam Kadarisman, pengembangan sumber daya manusia memiliki beberapa manfaat yang dibagi menjadi dua jenis, yaitu manfaat pengembangan sumber daya manusia bagi lembaga atau organisasi; dan manfaat sumber daya manusia bagi personal, hubungan manusia dan pelaksanaan kebijakan.Manfaat pengembangan sumber daya manusia bagi lembaga atau organisasi, yaitu:
1) Organisasi akan berkemampuan menyesuaikan diri dengan kebutuhan sekarang;
2) Organisasi akan mempunyai sumber daya manusia yang selalu tampil meyakinkan dalam melaksanakan pekerjaan;
3) Organisasi akan mampu menjawab tantangan perkembangan keadaan masa depan;
4) Program organisasi tidak akan pernah ketinggalan dari para pesaingnya;
5) Organisasi meningkatkan prestasi pegawai secara individual maupun kelompok;
6) Mekanisme organisasi lebih fleksibel dan tidak kaku dalam menggunakan teknologi baru;
7) Biaya produksi yang dikeluarkan lebih efisien; dan
8) Organisasi dapat mempersiapkan pegawai-pegawai untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi.
Sedangkan manfaat pengembangan sumber daya manusia untuk personal, hubungan manusia dan pelaksanaan kebijakan, yaitu:
1) Memperbaiki komunikasi antara kelompok dan individual;
2) Membantu dalam orientasi untuk karywan barau dan mendapatkan pekerjaan baru melalui pengalihan dan atau promosi;
3) Menyediakan informasi tentang kesempatan yang sama dan kegiatan yang disepakati;
4) Menyediakan informasi tentang hukum pemerintah yang berlaku dan kebijakan
administrasi;
5) Memperbaiki keterampilan hubungan lintas personal;
6) Membuat kebijakan, aturan, dan regulasi organisasi yang dapat dilaksanakan;
7) Memperbaiki moral;
8) Membangun kepaduan gerak;
9) Menyediakan lingkungan yang baik untuk belajar, berkembang dan koordinasi; dan
10) Membuat organisasi menjadi tempat yang lebih baik untuk bekerja dan hidup.
Selain manfaat, pengembangan sumber daya manusia memiliki beberapa tujuan. Sikula dalam Kadarisman menyebutkan delapan tujuan pengembangan sumber daya manusia, meliputi: productivity (dicapainya produktivitas pegawai dan organisasi); quality (meningkatkan kualitas produksi); human resources planning (melaksanakan perencanaan sumber daya manusia); moral (meningkatkan semangat dan tanggung jawab); indirect compensation (meningkatkan kompensasi secara tidak langsung); health and safety (memelihara kesehatan mental dan fisik);
obsolescence prevention (mencegah menurunnya kemampuan pegawai); dan personal growth (pertumbuhan kemampuan personal secara individual pegawai).
D. Strategi Pengembangan
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani strategos, berasal dari kata stratos yang berarti militer dan ag yang berarti memimpin. Sehingga strategos diartikan sebagai sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal perang dalam membuat rencana untuk memenangkan perang. Konsep ini relevan dengan situasi zaman dahulu yang sering diwarnai dengan peperangan, dimana jenderal dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang.
Awalnya, konsep strategi didefinisikan sebagai berbagai cara untuk mencapai tujuan.
Sejalan dengan perkembangan konsep manajemen strategik, strategi tidak didefinisikan semata-mata sebagai cara untuk mencapai tujuan karena strategi dalam konsep manajemen strategik mencakup juga penetapan berbagai tujuan itu sendiri, melalui berbagai keputusan strategis yang dibuat oleh manajemen perusahaan yang diharapkan akan menjamin terpeliharanya keunggulan kompetitif perusahaan. Strategi yang dimaksud disini adalah berbagai cara yang dilakukan lembaga atau organisasi untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi saat ini maupun pada saat yang akan datang.
Pelatihan di tempat kerja dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, yaitu:
1) rotasi pekerjaan (job rotation) adalah strategi pengembangan sumber daya manusia dimana
para karyawan berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya dengan tujuan untuk
memperluas latar belakang karyawan dalam bisnis;
2) bimbingan dan penyuluhan (coaching and counseling) adalah jenis strategi pengembangan sumber daya manusia dalam pelatihan dimana atasan mengajarkan kepada bawahannya mengenai keahlian dan keterampilan;
3) magang (understudy) adalah teknik pengembangan sumber daya manusia yang dilakukan dengan praktek langsung karyawan yang sudah dipersiapkan untuk menggantikan jabatan atasannya agar ia sudah terlatih apabila atasannya telah berhenti;
4) demostrasi dan pemberian contoh (demostration and example) adalah pelatihan yang
dilakukan dengan cara peragaan dan penjelasan langsung tentang cara mengerjakan suatu pekerjaan melalui contoh-contoh yang didemonstrasikan.
Pelatihan di luar tempat kerja (off the job training) adalah pelatihan yang dilakukan di tempat kerja terpisah, diluar tempat kerja atau di luar waktu kerja. Tujuan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan agar lebih memiliki kesempatan untuk bertukar pengalaman dengan karyawan lainnya dan agar para karyawan bisa mendapatkan ideide baru yang dapat mereka bawa ke tempat kerjanya. Pelatihan ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu: simulasi (simulation) dan presentasi informasi (presentation information).
E. Kesimpulan
Pengembangan dan pendidikan merupakan dua konsep berbeda yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Pengembangan dapat dilakukan melalui pendidikan, sehingga pendidikan menjadi sarana pengembangan. Sedangkan pendidikan memerlukan sumber daya manusia yang berkompeten sebagai aset proses pengembangan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, sumber daya manusia merupakan bagian penting dalam pengembangan dan pendidikan. Pengembangan sumber daya manusia merupakan proses mengembangkan sumber daya manusia kekeadaan yang lebih baik untuk menyiapkan tanggung jawab dimasa yang akan
datang guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengembangan sumber daya manusia memiliki beberapa manfaat yang dibagi menjadi dua jenis, yaitu manfaat pengembangan sumber daya manusia bagi lembaga atau organisasi; dan manfaat sumber daya manusia bagi personal, hubungan manusia dan pelaksanaan kebijakan. Sedangkan tujuan pengembangan sumber daya manusia, meliputi: productivity (dicapainya produktivitas pegawai dan organisasi); quality (meningkatkan kualitas produksi); human resources planning (melaksanakan perencanaan sumber daya manusia); moral (meningkatkan semangat dan tanggung jawab); indirect compensation (meningkatkan kompensasi secara tidak langsung); health and safety (memelihara kesehatan mental dan fisik); obsolescence prevention (mencegah menurunnya kemampuan pegawai); dan personal growth (pertumbuhan kemampuan personal secara individual pegawai).
Strategi merupakan berbagai cara yang dilakukan lembaga atau organisasi untuk menghadapikemungkinan-kemungkinan yang terjadi saat ini maupun pada saat yang akan datang. Strategi pengembangan sumber daya manusia terbagi menjadi dua jenis, yaitu: pelatihan di tempat kerja (on the job training) dan pelatihan di luar tempat kerja (off the job training).
Penulis Suci Harianti Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Pembangunan Panca Budi Medan
Daftar Pustaka
Hasibuan, Malayu. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
Kadarisman, M. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grafindo, 2013.
Mangkunegara, Anwar Prabu. Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Bandung:
Reflika Diatama, 2003. Marimba, Ahmad D. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung:
AlMa’arif, 1987
Nawawi, H. Hadari. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 1992.
Sastradipoera, Komaruddin. Manajemen Sumber Daya Manusia: Suatu Pendekatan Fungsi
Operatif. Bandung: Kappa-Sigma, 2002.