Oleh: Letkol Sus Giyanto
*BEGITU* Biasa kita dihadapkan diskusi ringan dalam kehidupan kita, pemahaman mengenahi musibah, antara ujian atau adzab. Sehingga dari situlah menimbulkan banyak persepesi, bahkan bisa menjadikan kebingungan dalam mensikapinya, karena hal ini menurutku BETI “Beda Tipisâ€. Apa kemudian satiap musibah masuk kategori ujian, dalam arti menjadikan manusia lebih baik sebagai pertanda orang beriman, atau justru sebaliknya karena merupakan azab Allah yang diberikan kepada manusia karena perbuatannya.
Tulisan ringan ini semoga bisa menambah pemahaman dan pengetahuan pada kita, sejauhmana Musibah antara ujian atau azab dari Alloh SWT. Mengingat setiap Manusia pasti akan diuji oleh Allah. Tidak ada manusia yang tidak pernah diuji oleh Allah. Terlebih lagi bagi orang yang beriman. Ujian itu merupakan salah satu syarat keimanan.
Allah berfirman dalam Q.S. Al-Ankabut, ayat 2 artinya : “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ‘Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi?.â€
*Sekarang Apa Bedanya, Ujian, Musibah, dan Azab ?*
*Ujian*. Ujian yang Allah berikan pada hamba-hambaNya bukanlah hanya berbentuk keburukan, namun juga dengan kebaikan. Seperti harta, anak, orangtua, istri, dan lainnya. Allah berfirman : “Setiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan, dan hanya kepada Kamilah kalian dikembalikan.†(QS. Al-Anbiya : 35).
Allah menguji hamba-hambaNya dengan keburukan bukan berarti Allah tidak sayang kepadanya. Allah itu Maha Penyayang, ujian yang Allah berikan itu merupakan bentuk kasih sayangNya. Yang dengan ujian tersebut, dia dapat membersihkan dirinya dari dosa-dosa.
Allah memberikan ujian bagi hamba-hambaNya, agar kita berlomba-lomba berbuat kebaikan. Allah berfirman : “Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.†(QS. Al-Kahfi : 7).
*Musibah*. Musibah atau sering disebut juga sebagai bencana/petaka, menurut istilah identik dengan semacam teguran atau peringatan. Musibah itu datang dengan izin Allah, melalui perantara makhlukNya. Allah berfirman : “Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.†(QS. An-Nisa: 79).
Bisa juga Musibah sebagai teguran Allah, bahwa yang dilakukan seseorang itu salah. Misal orang yang mengurangi timbangan ketika berjualan. Allah tegur dengan mengurangi pelanggannya dari hari ke hari, hingga ketika dia tidak juga sadar atas kesalahannya, Allah buat dia gulung tikar dari usahanya. Itu merupakan musibah bagi dirinya, yang berupa teguran Allah.
Musibah juga akan menimpa orang-orang yang berpaling dari hukum-hukum Allah. Allah berfirman : “Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.†(QS. Al-Maidah : 49).
*Azab*. Azab itu merupakan siksaan yang Allah berikan kepada mereka orang-orang kafir. Contohnya adalah seperti azab yang telah menghancurkan kaum-kaum kafir terdahulu. Mereka akan ditimapakan azab di dunia dan juga di akhirat sebab mendustakan Allah dan RasulNya.
Allah berfirman : “Dan Sesungguhnya kami merasakan kepada mereka sebahagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat), Mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan yang benar).†(QS. As-Sajdah : 21).
Dalam riwayat At Turmidzi, hadis itu disempurnakan dengan lafadz sebagai berikut, ”Dan sesungguhnya Allah, jika Dia mencintai suatu kaum, Dia menguji mereka. Jika mereka ridha, maka Allah ridha kepadanya. Jika mereka benci, Allah membencinya”. Kecintaan Allah kepada hamba-Nya di dunia tidak selalu diwujudkan dalam bentuk pemberian materi atau kenikmatan lainnya. Kecintaan Allah bisa berbentuk musibah.
ini dapat dipahami dari Q.S.at-Taghabun (64:11): Artinya: Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.Ayat di atas memberikan pemahaman bahwa semua musibah adalah atas izin Allah.
Bagi mereka yang beriman kemudian ditimpa musibah, serta ia meyakini bahwa musibah tersebut merupakan taqdir dari Allah, maka musibah tersebut merupakan kasih sayang Allah sehingga Ia akan memberikan hidayah kepada hamba-Nya yang beriman tersebut.
Sehingga musibah yang ditimpakan Allah kepada manusia dapat dilihat dari empat perspektif. yang *pertama, sebagai ujian dari Allah*. *Kedua*, sebagai azab bagi orang-orang fasiqin, munafiqin, ataupun kafirin, *Ketiga*, sebagai tadzkirah atau peringatan dari Allah, *Keempat*, sebagai kasih sayang (rahmat) bagi orang Mukmin.
Untuk itu, maka sebaiknya kita banyak banyak beristighfar kepada Allah. Sebab, dosa-dosa yang ada pada diri kita akan menyebabkan musibah bagi kita, dan orang-orang disekitar kita. Dengan memperbanyaak beristighfar semoga kita akan dihindarkan Musibah, dan dari azab api neraka. Aamiin…
Oleh: Letkol Sus Giyanto