Jakarta, KLIK7TV.CO.ID – Aksi demonstrasi yang dilakukan oleh beberapa orang warga Lata-Lata yang menduduki di gedung pemerintah kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) dan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Halsel, menuai kecam oleh Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Lata-Lata Hasan Maici.
Menurut dia, aksi yang dipimpin oleh ibu pendeta Lata-Lata Meske Pea, dan dua orang perangkat desa Lata-Lata adalah bagian dari gerakan mengadu domba antara umat dan warga disana.
“Selaku Ketua BPD saya sangat kecewa dan sesalkan pada seorang pemimpin agama yaitu ibu Pendeta Meske Pea. Dia itu bertugas dan menjadi pelayan umat di desa kami, kenapa dia harus ikut-ikutan mencampuri persoalan politik. Apakah itu pantas seorang ibu pendeta kemudian ikut campur soal demo dan sebagainya. Kalau masyarakat ikut demo untuk mendukung kandidatnya lalu memperjuangkan aspirasi mereka ke ranah hukum itu masuk akal. Tapi kalau demo sudah mengarah pada pencitraan dan pengancaman yang dipimpin oleh ibu pendeta, itu yang tidak sehat lagi,” kata Hasan, di Halsel, Selasa (17/01/2023).
Hasan menegaskan, gerakan demo massa kalau murni aspirasi, itu sah-sah saja, jika sudah mengarah pada pengancaman dan sebagainya dia tidak sepakat. Apalagi kalau gerakan itu sudah dipimpin oleh ibu Pendeta Meske Pea dan dua anggota BPD desa Lata-Lata, maka dia minta segera dilaporkan kepada pihak berwajib, karena itu sudah mengarah pada profokator dan merusak nama baik desa.
“Demo itu dijamin dalam undang-undang, silahkan saja asal tertib dan menyampaikan pendapat dimuka umum secara benar dan secara gamblang. Tapi kalau demo sudah dipimpin oleh seorang pendeta dan perangkat desa maka itu tanda sudah tidak sehat lagi. Bayangkan kalau aksi demo kalau disuruh oleh ibu Pendeta Meske Pea dan dua anggota BPD aktif, kira-kira so bagaimana itu, apakah masih sehat atau sudah mengarah pada perpecahan. Itu yang perlu cepat ambil langkah supaya masyarakat tidak terjebak pada aksi profokator dan aksi yang menjuru pada adu domba bagi masyarakat disana,” ujarnya.
Hasan mengatakan kalau aksi ini terus dipaksakan dan dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, maka dia memprediksi masyarakat Lata-Lata akan menjadi kubu-kubuan, bahkan akan menuju pada perpecahan.
“Liat saja ibu pendeta Lata-Lata deng perangkat desa saja donk so iko-iko bergabung dan pimpin massa demo. Kalau mereka tetap paksa dan mau ikut terlibat dalam persoalan itu, maka saya prediksi dalam perjuangan aspirasi mereka sudah tidak murni lagi. Karena mereka tetap memprovokasi massa dengan cara yang tidak sehat lagi,” ujarnya.
Diakhir penyampaiannya, Hasan menghimbau pada semua elemen baik itu pemerintah, masyarakat agar benar-benar jelih melihat persoalan ini, jangan mau diadu domba dengan bujuk rayuan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Pada prinsipnya, Hasan meminta agar masyarakat tetap tenang dikampung dan melakukan aktifitas seperti biasa.
“Saya himbau pada semua elemen lembaga dan masyarakat Lata-Lata tetap arif dan bijak dalam melihat persoalan ini. Serahkan saja persoalan ini ke ranah hukum dan pemerintah, supaya ada penyelesaian yang benar-benar tidak merugikan pada seluruh masyarakat Lata-Lata. Percayalah, bahwa timbul satu persoalan pasti ada jalan penyelesaian. Itu yang tong smua harus sadar dan mau menerima hasil keputusan yang terbaik,” paparnya. (ARMAN R)