Pendidikan

Ketika Ujian tak Lagi Menjadi Momok Bagi Siswa

MEDAN, KLIK7TV.CO.ID – Masih ingat peristiwa banjir air mata, sekitar tahun 2015 -2017.

Ratusan pelajar meraung raung meratapi nasibnya tak lulus Ujian Negara ( UN). Mereka tak bodoh bahkan juara di sekolahnya.

Betapa tak adilnya nasib yang harus mereka terima. Sekolah 3 tahun ditentukan 3 hari. Miris betul.

Pro kontra bermunculan, namun penyelesaian secara signifikan tak terwujud di waktu itu. Siswa tak lulus tetap harus mengulang.

Berjalannya waktu DPR dan pemerintah mulai sadar bahwa ujian negara yang banyak menghabiskan anggaran itu bukan segalanya.

Lambat lain kebijaksanaan bombastis itu diperlunak. Akhirnya kewewengan kelulusan siswa diserahkan lagi ke sekolah. Otomatis tak banyak korban yang bergelimpangan . Bagaimana pun sekolah membela siswanya agar lulus semua.

Baru di tahun 2019 periode kedua pemerintah Jokowi, angin segar pendidikan berhembus kencang . Setelah Menteri Pendidikan Kebudayaan dan Ristek Mas Nadim Makarim meluncurkan kurikulum merdeka.

Para guru dan siswa banyak menyambut suka cita , meski kerja guru menjadi lebih berat. Karena setiap hari harus berinovasi memikirkan hal apa yang akan diajarkan ke siswanya.

Dan begitu masuk masa ujian . Kurikulum merdeka memang benar – benar menunjuk taringnya.

Siswa benar benar merdeka. Pasalnya, mereka tak perlu mati matian lagi dengan sistem kebut semalam .

Karena ujian yang selama ini memakai kertas berganti handphone.” Ya, bagi yang sudah menerapkan kurikulum merdeka, ujian memakai handphone,” demikian kata Kepala Sekolah SMK Negeri I Medan May Gloria Sabrina, Meliala SP.d MM di sekolahnya, Selasa ( 5/12- 2023).

Ujian memakai handphone sendiri ada enak dan tak enaknya. Di sekolah MTSN 1 Medan ujian dengan handphone justru lebih tegang dan jauh dari kecurangan. Pasalnya, handphone siswa terhubung dengan website sekolah. Jika seorang anak keluar dari website yang menayangkan soal ujian.

Hal tersebut langsung terdeteksi dengan sendirinya. Maka putuslah jaringan antara handphone siswa dengan website sekolah untuk sesaat.

Setelah beberapa detik baru muncul kembali. Dengan demikian, guru pengawas di kelas dapat cepat mengetahui jika siswa yang bersangkutan telah berbuat kecurangan.

Berbeda halnya dengan di SMKN 1 Medan, salah seorang siswa ketika ditanya apakah bisa membuka aplikasi google untuk mencari jawaban , Nazwa Nabila siswa kelas 10 itu menjawab, bisa.

Nazwa Nabila,mengaku dia masih bisa membuka situs lain untu mencari jawaban. Ditambahkannya sistem ujian seperti ini tidak rumit. Bahkan, lebih fokus dalam mengerjakan soal-soal yang jumlahnya mencapai 40 soal pilihan berganda untuk pelajaran umum semisal Bahasa Indonesia dan soal untuk Matematika ada 20 soal saja.

“Sistem ujian menggunakan HP tidak sulit bahkan kita lebih konsentrasi,”kata Nazwa yang menyelesaikan soal ujian sebelum waktu berakhir.

Seperti diketahui sebagian sekolah sudah melaksanakan ujian semester ganjil, tak terkecuali SMKN 1 Medan yang sudah mulai sejak Senin ( 4/12-2023) kemarin hingga Sabtu ( 9/12- 2023).

Pelaksanaan ujian dengan dengan dua gelombang, kata May Gloria didampingi wakil bidang kurikulum Drs.Tugino.

Ujian dengan menggunakan HP, dimulai sejak pukul 7.30 WIB hingga pukul 9.45 untuk gelombang pertama dan pukul 10 WIB hingga pukul 12.10 WIB untuk peserta di gelombang kedua.

Hal lain disebutkan Tugino, pelaksanaan ujian dengan format soal disiapkan oleh masing-masing guru mata pelajaran.

Selanjutnya, setelah selesai mengerjakan soal sesuai waktu ditetapkan panitia, hasilnya akan dikirim operator ke wakil kepala sekolah bidang kurikulum. Selanjutnya diserahkan kepada guru matapelajaran untuk memberikan penilaian.

” Ujian Semester Ganjil ini diikuti seluruh siswa sesuai jadwal ditetapkan, namun siswa yang nilainya belum sempurna, akan ada remedial,”ungkap Tugino yang menyebut siswa kelas 10 dan 11 sudah menggunakan Kurikulum Merdeka dan kelas 12 masih Kurikulum 2013.

Nah, disinilah kurikulum merdeka dan happy tersebut terjawab. Nilai siswa masih bisa didongkrak oleh setiap guru bidang studi. Karena masih ada tamba.

Reporter. : Marlan Pasaribu

Related Posts