TNI AL

Kasal Tinjau Laboratorium INAP, Program Pengembangan Budidaya Laut Terbaru Karya Anak Bangsa

JAKARTA, KLIK7TV.CO.ID – Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono didampingi Ketua Umum Jalasenastri Ny. Vero Yudo Margono melaksanakan peninjauan ke Laboratorium Indonesian Naval Aquagriculture Program (INAP) yang merupakan program pengembangan budidaya laut terbaru karya anak bangsa, di Desa Lovina, Kota Singaraja, Kab. Buleleng, Bali Selasa (22/02).

Kedatangan Kasal yang didampingi oleh Aspotmar Kasal Mayjen TNI (Mar) Nur Alamsyah, Dankormar Mayjen TNI (Mar) Widodo Dwi Purwanto, Keinkopal Laksamana Muda TNI Joko Erwan, Kadispenal Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono dan Danlantamal V Laksamana Pertama TNI Yoos Suryono Hadi di lokasi laboraturium disambut oleh Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopinda) Buleleng.

Laksamana Yudo dan rombongan kemudian mengunjungi fasilitas-fasilitas yang ada di Laboratorium INAP guna mengetahui kondisi nyata dan sistem kerjanya, sehingga dapat merencanakan apa saja yang harus dikembangkan serta penambahan sarana prasarana ke depannya. Dalam kunjungannya Kasal mendapat penjelasan dari Dr. Yulianus Paonganan (Dr. Joel) mengenai tujuan fungsi dan manfaat laboratorium INAP.

Program INAP ini merupakan sebuah program kolaborasi antara Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL), Pemerintah Daerah (Pemda), Ahli dan pihak Swasta yang rencananya besok pagi, Rabu (23/02), program INAP ini secara resmi akan diresmikan oleh Kasal.

Dalam kunjungan tersebut Kasal menuturkan bahwa kedepannya dalam INAP ini tidak hanya pembibitan dan pemanen udang saja disitu akan ada arena wisatanya, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan serta wisatanya yang akan digabung dengan wisata mangrove.

Saat ini kegiatan masih akan difokuskan pada pengembangan budidaya udang Vamane dengan menggunakan teknologi terbaru karya anak bangsa. “Budidaya udang memiliki tingkat tinggi dan memiliki harga tinggi dan pemeliharaan yang mudah, sedangkan pakan berasal dari dalam negeri sehingga tidak perlu impor. Kemudian masa panennya juga hanya 30 hari sudah bisa dipanen dan harganya pun lebih tinggi dari ikan maupun yang lain sehingga kita pilih udang dulu,” tambah Kasal.

Kasal berharap nantinya akan merekrut putra putra daerah yang akan ikut bekerja sama dan ikut belajar sehingga mereka bisa mengembangkan sendiri kedepannya.@Red/Dispenal

Related Posts