TARABINTANG, KLIK7TV.CO.ID – Dua Tahun terakhir, Masyarakat Tarabintang mengembangkan tanaman jagung sebagai komoditi tambahan penghasilan rumah tangga. Sesuai keberadaan kebutuhan pasar, jagung dianggap salah satu hasil pertanian yang menjanjikan dalam rangka peningkatan sumber pendapatan.
Salah satu petani jagung , P. Pasaribu saat dijumpai di Desa Tarabintang Kecamatan Tarabintang Kabupaten Humbang Hasundutan pada senin 22 Januari 2022, mengungkapkan bahwa jagung sebagai alternatif kegiatan masyarakat Tani yang mampu sebagai penopang tambahan ekonomi masyarakat.
Dengan luas lahan yang masih cukup, keberadaan tanah memadai untuk tanaman palawija, jagung menjadi alternatif pilihan saat ini. Dimana pola tanam jagung cukup sederhana, bahkan perawatannya tidak begitu sulit. Sehingga dengan pengembangan tanaman jagung, masyarakat tentunya akan merasakan keuntungan sehingga menjadi penambah Penghasilan masyarakat Desa,” paparnya.
“Memang, masih banyak kendala dalam pengembangan tanaman jagung seperti keterbatasan bibit dan pupuk subsidi,” ujar Pasaribu.
“Dengan area yang masih belum bisa dilalui kenderaan roda dua, sehingga pengangkutan hasil panen masih menjadi persoalan. Dengan sistem pola pundak, menimbulkan biaya cukup besar. Sehingga keuntungan masih sangat sedikit. Hal ini karena pupuk masih menggunakan pupuk non sumsidi, sementara harga jual kita masih relatif murah,” terangnya kembali kepada awak media.
“Namun, kami optimis bahwa pemerintah Humbang Hasundutan dengan jajarannya selalu memikirkan nasib masyarakatnya khususnya Kecamatan Tarabintang,” harap Pasaribu selaku petani yang gigih dalam pengelolaan perkembangan jagung.
Dengan rencana Pemerintahan Humbang Hasundutan ingin melakukan swasembada jagung, tentu seluruh perangkat yang dibutuhkan dalam pengembangan jagung seharusnya menyediakan kebutuhan pengembangan jagung. Seperti halnya bibit, pupuk subsidi dan penggilingan jagung serta mengawasi para pelaku usaha jagung sehingga harga tetap stabil.
Pasaribu mengharapkan kepada pemerintah Humbang Hasundutan, agar melakukan stabilisisasi harga, sehingga peningkatan pendapatan terjadi disetiap pelaku usaha jagung itu sendiri.
Dengan rata-rata jagung 3.000 rupiah per kilogram, jika dihitung biaya produksi sangat berat. Setidaknya, dengan biaya produksi yang dibutuhkan, seharusnya harga jagung minimal 4.500 rupiah. Sehingga ada beberapa persen keuntungan bagi pelaku usaha,” tegas Pasaribu. ( L.N )