HUMBAHAS, KLIK7TV.CO.ID -Terkait adanya dugaan tidak dibayarnya gaji Tenaga Harian Lepas (THL) Kebersihan pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) tahun anggaran 2020-2021, itu dibantah.
Kepala Bidang (Kabid) Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Humbahas Ricardo Lumban Toruan menjelaskan, bahwa informasi tidak dibayarnya gaji THL kebersihanya selama 2020-2021 tidaklah benar.
Ia mengatakan, itu hanya isu hoaks, sebab pencairan dilakukan kepada THL kebersihannya yang sebanyak 85 orang selalu ditransferkan ke rekening masing-masing per bulannya.
” Tidak benar, itu sudah kita bayarkan. Tidak mungkin lah kita tidak membayar upah mereka, dan itu langsung ke rekening masing-masing” jelasnya, Selasa (18/1) di kantor Dinas Lingkungan Hidup.
Ricardo yang juga menjabat sebagai Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), menurutnya kerap terjadi permasalahaan pembayaran gaji tenaga harian lepasnya ini adalah karena telat mentransfer.
Dan itu terjadi ketika memasuki akhir tahun, yang disebabkan banyak berkas adminitrasi penerbitan pencairan yang harus diproses.
” Itu saja yang kerap terjadi ketika memasuki akhir tahun. Banyak berkas adminitrasi penerbitan pencairan yang harus diproses. Jadi tidak benar, kita tidak membayar gaji mereka sejak 2020 sampai 2021. Bisa ditanya ke 85 orang ini,” tandasnya.
Menurutnya lagi, ia tidak berani memotong ataupun memperlambat gaji pegawai harian lepas kebersihannya. Sebab, ke 85 orang THL nya ini sudah masuk ke BPJS Ketenagakerjaan.
” Jadi, mereka ini kita masuk BPJS Ketenagakerjaan. Agar mereka terlindungi dari resiko pekerjaan atau kecelakaan kerja,” katanya.
Ada berjumlah 85 orang tenaga harian lepas di Dinas Lingkungan Hidup khusus untuk kebersihan. Keseharian mereka telah dibagi tim yang tersebar di 10 Kecamatan Kabupaten Humbahas.
Menurut Ricardo, dari tim di 10 Kecamatan ini 5 tim. Antara lain, khusus kota Dolok Sanggul sebanyak 18 sapu jalan
Dari 85 orang ini, mereka bekerja sesuai volume kerja. Dari volume kerja ini, tambahnya, gaji mereka yang dibayar per bulannya Rp 2 juta.
” Nah, dari volume kerja ini bisa saja tidak full, dikarenakan sakit. Jadi, mau tidak mau harus ada penggantinya. Nah, sifat pembayaran upah ke penggantinya itu mereka yang berurusan antara si sakit dengan penggantinya,” jelasnya.
Disinggung, apakah tidak layak kita mendapatkan Adipura, Ricardo mengaku hal itu layak.
Menurutnya, sebab itu dapat dilihat keindahan terlebih kota Dolok Sanggul, tidak dapat ditemukan sampah. Apalagi, tambahnya, sesuai dengan arahan Bupati agar selalu benar-benar terwujud kota besih di Humbang Hasundutan.
Apalagi, untuk saat ini pihaknya sudah mencapai target pembersihan sampah setiap harinya. ” Dengan pengoptimalan pekerja kebersihan kita setiap hari dan inilah pundasi awal sekali pun itu langkah sulit, tetapi tidak menutup kemungkinan kita bisa wujudkan Humbang Hasundutan mencapai kota Adipura” harapnya.( L N )