JAKARTA, KLIK7TV.CO.ID -Â Kepala Bidang HAM, Hasbullah Fudail mewakili Divisi Pelayanan Hukum dan HAM ditemani Kepala Sub Bidang Dany Kusmawan dan Yuniarti, diikuti Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan dan Imigrasi Wilayah Priangan Timur, Lapas Tasikmalaya, Imigrasi Tasikmalaya, Lapas Garut, Bapas Garut, dan Rutan Garut, bersama melaksanakan desiminasi di Lapas Banjar.
Fabiayyi Ala Irobbikuma Tukadziban, “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan.†Inilah sepenggal kalimat Al-Qur’an, surah Ar-Rahman yang terlontar dari Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B kota Banjar, Muhammad Maulana ketika memberikan sambutan dalam acara Desiminasi Pelayanan Publik Berbasis HAM (P2HAM) yang diselanggarakan oleh Bidang HAM Kanwil Kemenkumham Jawa Barat, Rabu (29/06/2022).
Hasbullah dalam sambutan pembukaannya menyampaikan empat prioritas pemerintah dalam Rencana Aksi Nasional HAM (RANHAM) tahun 2021-2025, yakni: perempuan, anak, disabilitas dan masyarakat adat. Lapas, rutan, bapas, dan imigrasi adalah salah satu UPT yang harus melaksanakan pelayanan publik berbasis HAM sesuai dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM No. 2 Tahun 2022 tentang Pelayanan Publik Berbasis HAM.
Setelah acara pembukaan, Kalapas mengajak Hasbullah berkunjung untuk mengelilingi lapas mulai dari ruang masak, tahanan khusus Lansia, perkebunan sayur dan buah, peternakan ikan, peternakan kambing, bengkel kegiatan, ruang komunikasi daring, dan pusat observasi bulan. Acara dilanjutkan kembali dengan salat bersama di masjid, kemudian menikmati pemandangan Kota Banjar dari puncak bukit lapas di Café Iga Bakar Sambal.
Dalam perjalanan berkeliling bersama, terlihat seyum yang senantiasa terukir di wajah Kalapas. Ini merupakan salah satu penerapan tagline 5S (Senyum, Senyum, Senyum, Senyum dan Senyum) kepada siapapun, baik kepada para tamu termasuk warga binaan. Hal ini berguna agar warga binaan merasa nyaman dan dekat kepada para petugas pula pejabat lapas.
Pola pembinaan yang dikembangkan oleh Kalapas sendiri adalah dengan melakukan sentuhan nurani melalui penghargaan pada sisi kemanusiaan. Mengingat para penghuni lapas yang berjumlah 513 orang, kebanyakan adalah pindahan dari lapas atau rutan lain, dan dikategorikan sering terlibat perkelahian, melawan petugas, menimbulkan keonaran, juga lain sebagainya.
Pada praktiknya, setiap penghuni baru akan langsung ditemui oleh Kalapas untuk berbicara dari lubuk hati. Jika ia beragama Islam dan tidak tahu mengaji, diarahkan untuk bisa belajar membaca Al-Qur’an. Sedangkan, bagi yang sudah lancar dianjurkan untuk menghapal minimal 4 surah, yakni: Al- Waqi’ah, Ar-Rahman, Al-Mulk, dan Yasin. Dengan sentuhan ini, banyak penghuni baru datang menemui Kalapsa sembari menangis karena merasa dimanusiakan.
Selain ke penghuni, Kalapas juga mengajak seluruh ASN yang beragama Islam untuk melakukan setoran hapalan Al-Qur’an, dan harus terdapat peningkatan setiap kali setoran. Ketika berkeliling, sampailah kami di Pusat Observasi Bulan di sisi luar lapas. Tampak seorang staf ASN bernama Rijal, sedang menghapalkan surah Ar-Rahman di hadapan penulis dan Kalapas.
Ketika mengunjungi blok hunian lansia yang diisi sekitar 10 orang, Hasbullah sempat berdialog dengan seorang penghuni disabilitas fisik, golongan tunanetra. Ia mendapatkan hukuman delapan tahun penjara dan sudah menjalani hukuman lebih satu tahun. Lansia tersebut mengaku merasakan kedekatan yang dibangun Kalapas beserta jajarannya. Mereka merasa seperti kelurga besar yang saling mendorong untuk menjadi lebih baik.
Setelah nurani disentuh, selanjutnya para warga binaan senantiasa diberi ruang untuk melakukan berbagai aktivitas. Kegiatan itu mencakup olahraga, pengajian, berkebun, beternak ikan, merawat kambing, perbengkelan, dan berbagai aktivitas lainnya untuk mengisi kekosongan dan menghindari kejenuhan.
Sementara beberapa warga binaan lain yang sudah bebas, ada yang memilih menjalani masa tahanan di lapas, ini disebabkan hubungan kemanusian yang terbangun. Salah satunya, karena Program.@BMH